Tepat seminggu yang lalu, saya sempat tergelitik dengan sebuah tema di twitter tentang #pemimpin. Idola saya dalam dunia periklanan, Pak Subiakto (@Subiakto) mentweet perbedaan seorang 'boss' dengan seorang 'pemimpin'. Berikut ini saya kutipkan kembali tweet Pak Bi..
Seorang boss mempekerjakan bawahannya; seorang pemimpin mengilhami mereka #pemimpin
Seorang boss mengandalkan kekuasaannya; Seorang pemimpin mengandalkan kharismanya #pemimpin
Seorang boss menimbulkan anak buah ketakuan. Seorang pemimpin membuat anak buah segan #pemimpin
Seorang boss mengakatan ‘SAYA’. Seorang pemimpin mengatakan ‘kita’ #pemimpin
Seorang boss menunjukan siapa yang bersalah. Seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah #pemimpin
Seorang boss tahu apa yang harus dikerjakan; Seorang pemimpin tahu bagaimana seharusnya dikerjakan #pemimpin
Seorang boss akan mengatakan 'Kamu telah gagal'. Seorang pemimpin akan mengatakan 'Kita telah gagal' #pemimpin
Seorang boss akan mengatakan 'Kita sukses karena saya'. Seorang pemimpin akan berkata 'Kita sukses karena kita' #pemimpin
Seorang boss akan berkata "Begitu tugas selesai kamu lapor ke saya". Seorang #pemimpin akan berkata "Setiap ada progress kamu update saya" Sekarang pilihan ada di tangan Anda, apakah 'hanya' mau jadi seorang 'boss' atau seorang 'pemimpin' yang bijak? :)
Saya baru menyadari bahwa di Indonesia itu masih banyak orang-orang yang peduli dengan masa depan bangsa! Ya saya sengaja mem-bold kata-kata 'peduli dengan masa depan bangsa', karena pada awalnya saya ragu akan hal itu. Teringat akan sepenggal kata dari orang terdahulu "masa depan bangsa berada di tangan kita lho" dan mereka menitikberatkan kepada para anak muda. Hanya anak muda yang bisa membangun bangsa dan membawa ke masa ke-emasan.
Pada kenyataannya sekarang, budaya asing telah menjamur dan bisa dibilang 'menjajah' moral dan mental anak bangsa. Anak-anak muda jaman sekarang seolah tidak peduli dengan nasib bangsanya dan mengandalkan para pemimpin bangsa yang ya begitulah adanya. Saling lempar tanggungjawab mungkin itu yang terjadi sekarang, yang muda tidak mau tahu dan yang tua semau-maunya saja. Tragis. Mau dibawa kemana masa depan bangsa kita?
Tetapi semua hal yang saya ragukan akan masa depan bangsa perlahan sirna, terkikis dengan sebuah kejadian yang membuka pandangan saya jauh kedepan akan Indonesia. Mungkin Tuhan mau membukakan mata saya, bahwa masih ada lho orang yang peduli dengan bangsanya sendiri.
Pada pertengahan bulan Agustus kemarin, saya ditugaskan untuk mengedit 2 buah video tentang campaign #IndonesiaBanget. Campaign tersebut mengangkat para blogger Indonesia yang berkontirbusi memajukan bangsa serta para perancang busana lokal yang telah berhasil mengembangkan sayapnya di kancah dunia fashion luar negeri. Adalah mbak Ainun Chomsun seorang founderAkademi Berbagi yang bersedia membagikan ilmunya secara cuma-cuma. Sungguh mulia bukan cita-citanya :') Ada pula mas Shafiq Pontoh founderIndonesia berkebun dan Ayah ASI dengan segudang harapannya untuk bangsa.
Saatnya peduli Bangsa, kalau bukan kita entah siapa.
Tersentak mendengar adzan subuh, ternyata pagi telah tiba.
Kini saatnya berhenti bekerja, menghadap sang Kuasa dan segera mengistirahatkan mata.
Selamat pagi dunia!